Tumpeng
kamis, 23 April 2015
BENTUKNYA kerucut seperti topi di acara ulang tahun,
tapi si kerucut kuning ini bukan untuk dipakai di kepala seperti topi,
tapi untuk dimakan. Sobat Djadoel mungkin sudah tahu yang namanya
tumpeng. Ya, dialah si kerucut kuning yang menggiurkan dan dicintai
banyak orang, bahkan oleh orang asing sekalipun.
Makanan lezat yang punya tampilan menarik ini sudah sangat terkenal di
Indonesia. Tumpeng seakan menjadi menu wajib yang ada di acara-acara
penting, seperti perayaan ulang tahun, kelahiran bayi, dan berbagai
upacara selamatan lainnya.
Menurut Wikipedia, Tumpeng merupakan sebuah cara penyajian nasi beserta
lauk-pauknya dalam bentuk kerucut yang diletakan dalam tampah (seperti
nampan besar dan bulat yang terbuat dari anyaman bambu). Sedangkan
menurut kamus Baoesastra Djawa (1937) dan kamus jawa Kuna Indonesia
(1981), tumpeng berarti ‘sega diwangun pasungan’ atau ‘nasi yang dibentuk kerucut untuk selamatan’.
Tapi ada juga yang menyebutkan bahwa tumpeng ini merupakan kependekan dari “tumapaking penguripan-tumindak lempeng-tumuju Pangeran”, yang berarti “berkibatlah pada pemikiran bahwa manusia itu harus hidup menuju jalan Allah”. Ini
tidak lepas dari kepercayaan masyarakat Jawa tentang adanya kekuatan
gaib di luar manusia yang bisa mempengaruhi kehidupan, yakni Tuhan. Oleh
karena itu, mereka merasa perlu menjaga hubungan antara manusia dengan
Tuhan agar terjadi keseimbangan dalam kehidupan mereka. Nah, caranya ini
dengan melakukan selamatan.
Tumpeng sendiri sebenarnya berasal dari tradisi masyarakat Jawa kuno.
Saat itu orang Jawa yang memuliakan gunung sebagai tempat bersemayam
para hyang atau arwah leluhur (nenek moyang) terinspirasi membuat
sesembahan berupa makanan yang berbentuk seperti gunung, maka dibuatlah
tumpeng ini. Setelah kebudayaan Hindu masuk ke Jawa, masyarakat selalu
membuat nasi tumpeng setiap ada acara spesial.
Kebiasaan itu terus berlanjut sampai datangnya Islam ke Pulau Jawa.
Tradisi tumpeng yang tadinya dipersembahkan untuk acara sesembahan
kemudian dikaitkan dengan filosofi Islam, dan dianggap sebagai pesan
leluhur mengenai permohonan kepada Yang Maha Kuasa. Jadi setiap ada
tradisi kenduri (syukuran, selametan), tumpeng selalu dibuat sebagai
bentuk rasa syukur dan terima kasih kepada Yang Maha Kuasa atas
melimpahnya berkah pada mereka. Dan nantinya tumpeng yang dibuat itu
akan dimakan bersama-sama.
Setelah pembacaan doa, dalam sebuah acara syukuran ada sebuah tradisi
yang harus dilakukan. Yakni, memotong pucuk tumpeng yang nantinya harus
diberikan pada orang yang paling terhormat, atau yang paling dituakan,
pokonya orang yang paling penting di antara orang-orang yang hadir. Hal
tersebut dilakukan untuk menunjukkan rasa hormat kepada orang tersebut.
Oh ya Sobat Djadoel, ternyata dibalik bentuknya yang unik, tumpeng juga
menyimpan pesan tersendiri. Bentuknya yang seperti gunung dan
dikelilingi oleh berbagai macam lauk serta hiasan ini ternyata
menyimbolkan sebuah ungkapan rasa syukur dan hormat dari orang yang
membuatnya terhadap Allah di tempat tertinggi. Selain itu tumpeng juga
melambangkan keharmonisan dan kerjasama antar struktur sosial yang
beragam untuk mencapai aspirasi bersama mereka, yaitu kehidupan yang
lebih baik diisi dengan kebahagiaan, kemakmuran, dan kesopanan.
Lauk yang menghiasi tumpeng ini banyak sekali macamnya. Mulai dari
perkedel, abon, kedelai goreng, telur dadar/telur goreng, timun yang
dipotong melintang, dan daun seledri. Ada juga yang pakai tempe kering,
serundeng, urap kacang panjang, ikan asin dan masih banyak lagi. Nasi
tumpeng biasanya berupa nasi kuning, walaupun juga ada beberapa yang
menggunakan nasi putih biasa atau juga berupa nasi uduk.
Karena tumpeng memiliki nilai rasa syukur dan perayaan, hingga kini
tumpeng sering kali dijadikan sebagai kue ulang tahun dalam perayaan
pesta ulang tahun. Sekarang ini tumpeng hampir selalu ada dalam semua
kegiatan, tidak hanya di Jawa tetapi juga seluruh Nusantara. Tumpeng
selalu muncul dalam beragam bentuk dan kelengkapan.
Banyak cara untuk selalu beryukur atas kebaikan yang diberikan Tuhan
kepada kita, salah satunya dengan tumpeng. Karena dengan tumpeng kita
bisa menunjukkan rasa syukur dan terima kasih kepada Tuhan sekaligus
merayakan kebersamaan dan kerukunan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar